#PancasilaDay


Hari lahir Pancasila sangat berkaitan dengan apa yang bangsa kita jalani selama 65 tahun ini.

Perkembangan bangsa kita kurang lebih seperti angkutan umum yang berjalan maju mundur sambil menunggu penumpangnya.
Butuh waktu lama untuk mengubah semua yang ada di Negara ini menjadi lebih baik. Oke, kita lihat dari sisi Masyarakatnya. Mereka melihat perbedaan seolah menjadi dinding pemisah yang amat besar yang tidak bisa dijangkau dan tidak bisa dicari jalan keluarnya yang lain selain melalui jalan anarki dan barbar.

Jika dilihat ke belakang, banyak suku dan agama serta ras yang ada di bumi Indonesia ini yang perlu menyadarkan diri masing masing pihak terhadap apa yang mereka telah lakukan di Bumi Pertiwi ini. Ya, introspeksi diri dari masing masing individu sangat ampuh bila memang benar dijalankan dengan adanya niat dalam diri individu tersebut, untuk kemajuan Bangsa kita demi Indonesia yang dekat dengan angan-angan kita selama ini.

Bangsa yang memang berpedoman dengan PANCASILA tanpa embel-embel lain yang mengotori kebersihan arti Pancasila itu sendiri, yang sesuai dengan nilai nilai dibawah ini.


Dan anak anak muda tak hanya membaca nya di tiap Upacara Bendera pada hari Senin, tetapi membacanya diluar kepala mereka dan benar benar menjadikan Pancasila pedoman Hukum di Indonesia!
Leia Mais

Menanggapi Ritual-Ritual Keagamaan pada Hari-Hari Besar Keagamaan


Nama:
Ucup Supriadi, S.Ag

Alamat: 
Blok H2 No.1 RT. 002 Taman Kintamani Tambun, Bekasi

Tempat, tanggal lahir:
Kuningan, 4 Februari 1962

Pekerjaan:
Guru Pendidikan Agama Islam SMAN 12 Jakarta

Pendidikan:
SD  di Kuningan, Jawa Barat
SMP di Kuningan, Jawa Barat
SMA di Ciamis, Jawa Barat
S1 di UIN Jurusan Ilmu Pendidikan

1.     Apa tanggapan Bapak mengenai banyaknya ritual keagamaan yang ada di Indonesia khususnya di daerah-daerah?
Sebetulnya acara-acara keagamaan itu boleh dilakukan, namun jangan sampai menjurus kepada kemusyrikan. Contohnya Maulid Nabi terdapat ritual memandikan kerbau bule, sebenarnya ini tidak ada hubungan antara Maulid Nabi dengan ritual ini. Maulid Nabi itu bermakna semangat untuk menggali lagi ajaran-ajaran Islam yang diajarkan Rasulullah. Sedangkan ritual-ritual seperti itu hanyalah budaya Indonesia yang dikhawatirkan menjurus kepada kemusyrikan.

2.    Ritual apa sajakah yang Bapak ketahui?
Ritual-ritual itu seperti memandikan keris, sesajen-sesajen yang jelas tidak boleh dilakukan karena sekali lagi itu menjurus kepada kemusyrikan.

3.    Pernahkah Bapak menyaksikan ataupun mengikuti ritual-ritual tersebut?
Saya belum pernah menyaksikan secara langsung ritual tersebut, melainkan hanya melewati layar kaca (Televisi) saja. Dan saya juga belum pernah mengikuti ritual tersebut, karena disekitar tempat tinggal saya tidak ada ritual-ritual seperti itu.

4.    Jika disekitar tempat tinggal Bapak terdapat ritual-ritual seperti itu, apakah Bapak akan mengikutinya?
Tidak, saya bukan mengikutinya tetapi saja justru akan berusaha mengarahkan bahwa itu tidak sesuai dengan ajaran Islam dan Rasulullah pun tidak memberi contoh seperti itu dan semestinya tokoh-tokoh di lingkungan tersebut harus diberi arahan-arahan secara perlahan-lahan karena jika mendadak mereka justru akan memprotes.

5.    Apakah hukum dari ritual-ritual tersebut? Haramkah?
Kalau mereka meyakini dengan adanya ritual-ritual tersebut akan ada perubahan dalam hidup mereka, itu jelas adalah musyrik. Jadi kita sebaiknya meminta segala sesuatu hanya kepada Allah SWT bukan kepada bentuk-bentuk kemusyrikan seperti itu. Contohnya seperti di suatu daerah, orang meyakini supaya kambing-kambing peliharaannya bagus, maka ia lalu memotong kepala salah satu kambingnya di mata air yang jelas-jelas adalah suatu kemusyrikan. Sedangkan dalam Islam, pada saat tasyakuran kambing akan disembelih dan dagingnya akan dibagikan kepada fakir miskin.


6.    Bagaimana kita seharusnya merayakan Hari-Hari Besar Islam?
Merayakan Hari Raya Islam seperti Idul Fitri, seharusnya kita lebih banyak bersilaturahmi, saling memaafkan, berkunjung kerumah sanak saudara, dan mengadakan pengajian. Intinya adalah kembali mensucikan diri. Dan seharusnya tidak ada ritual-ritual seperti merayakan Hari Raya Idul Fitri di lautan dan memberi  sesajen-sesajen itu jelas-jelas salah. 

7.    Dalam suatu kasus, jika kita berada di suatu lingkungan yang terdapat ritual tersebut, tetapi kita tidak ingin mengikuti ritual itu, apa yang harus kita lakukan untuk tetap menghargai orang-orang yang melakukan ritual tersebut?
Awalnya mungkin kita akan diasingkan oleh mereka,tetapi semua itu demi menegakkan kembali ajaran-ajaran Islam. Mungkin kita juga akan dibenci oleh mereka, tetapi kita justru akan memberikan arahan-arahan secara perlahan-lahan bahwa itu bukanlah ajaran Islam.

8.    Menurut Bapak apakah solusi yang tepat untuk masalah ini?
Memang diperlukan waktu yang lama untuk mengubah kebiasaan mereka yang selalu melakukan ritual-ritual. Kita harus memberikan arahan-arahan secara perlahan-lahan karena jika terlalu terburu-buru, mereka justru akan menyalahkan kita. Karena kebiasaan mengadakan ritual-ritual ini berasal dari nenek moyang kita dan merupakan salah satu kebudayaan Indonesia.
Leia Mais
 

About Us!

Atthina Ayu Mustika ( http://833-sciencetwo-duablas.blogspot.com ) Nurul Ramadhiana Putri Kami hanya ingin bercerita tentang keunikan dan sesuatu yang ada di lingkungan kami, tentang apa yang kami pelajari, hidup orang orang di sekitar kami. Kisah kisah yang sekiranya dapat dijadikan pelajaran, dan menceritakannya dengan cara kami. Ini tentang Blog Religi Remaja, visit and follow :) Leia Mais! (Read More!)

Free CSS Template by CSSHeaven.org TNB